Kementerian Pertanian Salurkan Bantuan Benih 40 Kg per Hektare untuk Petani Hutan di Lampung

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan memberikan bantuan benih padi lahan kering sebesar 40 kilogram (kg) per hektare (ha) kepada petani di kawasan hutan, termasuk di Provinsi Lampung. Program ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan kawasan hutan guna mendorong swasembada pangan di Indonesia.
Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro, bantuan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antara Kementan dan Kementerian Kehutanan. Program penanaman padi lahan kering atau padi gogo ini mencakup luas lahan sekitar 1,1 juta hektare di seluruh Indonesia.
Selain benih padi, pemerintah juga memberikan bantuan berupa biopestisida dan metarizep kepada para petani. Biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama secara ramah lingkungan, sementara metarizep berfungsi sebagai pupuk hayati yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Bantuan ini diharapkan dapat membantu petani mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya.
Provinsi Lampung dipilih sebagai salah satu lokasi program karena memiliki potensi lahan kawasan hutan yang cukup luas dan belum dimanfaatkan secara optimal. Petani di kawasan hutan seringkali menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses terhadap benih unggul dan sarana pertanian modern. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas lahan mereka dan berkontribusi pada peningkatan produksi pangan nasional.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong perhutanan sosial, di mana masyarakat diberikan akses untuk mengelola lahan hutan secara berkelanjutan. Melalui program ini, petani tidak hanya mendapatkan bantuan benih dan sarana pertanian, tetapi juga pendampingan teknis dari para penyuluh pertanian. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa petani dapat menerapkan teknik budidaya yang tepat dan ramah lingkungan.
Hudoro menambahkan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor pangan dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Dengan memanfaatkan lahan kawasan hutan secara optimal, kita dapat meningkatkan produksi padi dan mengurangi tekanan pada lahan pertanian konvensional,” ujarnya.
Para petani di Lampung menyambut baik bantuan ini. Salah seorang petani, Sutrisno, mengungkapkan bahwa bantuan benih dan sarana pertanian ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil panen. “Selama ini kami kesulitan mendapatkan benih unggul. Dengan bantuan ini, kami bisa menanam padi dengan kualitas lebih baik,” kata mnctoto.
Dengan adanya program ini, Kementan berharap dapat menciptakan sinergi antara sektor pertanian dan kehutanan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di kawasan hutan. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam memanfaatkan lahan kawasan hutan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.